Senin, 03 Desember 2012

""
www.mandailing.org
malaysian / indonesian | english
Isi : : Kekrabatan


Kekrabatan
Marga Batu Bara, Daulae & Matondang
Masih ada marga-marga lain di Mandailing yang kisah asal-usulnya tidak menunjukkan bahwa asal mereka dari Toba. Marga-marga tersebut ialah Batu Bara, Daulae dan Matondang yang berasal dari satu nenek moyang. Tokoh nenek moyang ketiga marga tersebut menurut kisahnya dua orang bersaudara, yakni Parmato Sopiak dan Datu Bitcu Rayo. Sekitar 1560 keduanya bersama rombongan berangkat dari Batu Bara Tanjung Balai menuju kawasan Barumun. Di tempat itu mereka mendirikan kampung bernama Binabo dan di situlah akhirnya Parmato Sopiak meninggal dunia. (Pada 1981 beberapa tokoh marga Daulae, Matondang dan Batu Bara dari Mandailing telah memugar makam Parmato Sopiak yang terletak dekat desa Binabo di kawasan Barumun.)
Kemudian hari dua orang putera Parmato Sopiak yang bernama Si Lae dan Si Tondang bersama pengikut mereka pindah ke Mandailing dan mendirikan kampung bernama Pintu Padang. Di situlah keturunan mereka berkembang dan bermarga Daulae dan Matondang.
Datu Bitcu Rayo kemudiannya berpindah ke Mandailing dan mendirikan kampung Pagaran Tonga. Di tempat itu keturunannya berkembang menjadi marga Batu Bara. 

Selasa, 27 November 2012


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI BLOG INI, SALAM KENAL DAN SALAM REVOLUSI, BERSATU ADALAH KEKUATAN KITA, SAATNYA GENERASI BANGSA PAPUA BANGKIT UNTUK MEMERDEKAAN NEGARA PAPUA, LEPAS BEBAS DARI SEGALA PENJAJAHAN.
..........FREEDOM FOR WEST PAPUA.......

Anda Memasuki Wilayah Blogger Anak Papua Merdeka | Dengan Berkunjung Ke Mini Blog Ini Telah Menunjukan Simpati Anda, Sadari Bangkit Dan Lawan, Bebaskan Papua Dari Jajahan Kolonialisme Anda Memasuki Wilayah Blogger Anak Papua Merdeka | Dengan Berkunjung Di Blog Ini Telah Menunjukan Simpati Anda Pada Perjuangan, Sadari Bangkit Dan Lawan, Bebaskan Papua Dari Jajahan Kolonialisme Anda Memasuki Wilayah Blogger Anak Papua Merdeka | Dengan Berkunjung Ke Mini Blog Ini Telah Menunjukan Simpati Anda, Mari Bangkit Dan Lawan, Bebaskan Papua Dari Jajahan Kolonialisme

Translate

Custom Search


Mari kenali mereka lebih dalam.

Inilah 3 Preman Besar Ternama Indonesia yang selama ini terkenal di berbagai ulasan media cetak maupun media online. Preman yang sejauh ini di konotasikan sebagai suatu jabatan dalam hal kriminalitas atau sesuatu yang berbau kejahatan yang merugikan orang banyak. Seolah tiada hal baik yang mereka lakukan.


Foto & Profil Jhon Kei, Herculer, Olo Panggabean



JOHN KEI, THE BIG BOSS MALUKU UTARA



Jhon Refra Kei atau yang biasa disebut Jhon Kei, tokoh pemuda asal Maluku yang lekat dengan dunia kekerasan di Ibukota. Namanya semakin berkibar ketika tokoh pemuda asal Maluku Utara pula, Basri Sangaji meninggal dalam suatu pembunuhan sadis di Hotel Kebayoran Inn di Jakarta Selatan pada 12 Oktober 2004 lalu.

Padahal dua nama tokoh pemuda itu seperti saling bersaing demi mendapatkan nama lebih besar. Dengan kematian Basri, nama Jhon Key seperti tanpa saingan. Ia bersama kelompoknya seperti momok menakutkan bagi warga di Jakarta.

Untuk diketahui, Jhon Kei merupakan pimpinan dari sebuah himpunan para pemuda Ambon asal Pulau Kei di Maluku Tenggara. Mereka berhimpun pasca - kerusuhan di Tual, Pulau Kei pada Mei 2000 lalu. Nama resmi himpunan pemuda itu Angkatan Muda Kei ( AMKEI ) dengan Jhon Kei sebagai pimpinan. Ia bahkan mengklaim kalau anggota AMKEI mencapai 12 ribu orang.
Lewat organisasi itu, Jhon mulai mengelola bisnisnya sebagai debt collector alias penagih utang. Usaha jasa penagihan utang semakin laris ketika kelompok penagih utang yang lain, yang ditenggarai pimpinannya adalah Basri Sangaji tewas terbunuh. Para ‘klien’ kelompok Basri Sangaji mengalihkan ordernya ke kelompok Jhon Kei. Aroma menyengat yang timbul di belakang pembunuhan itu adalah persaingan antara dua kelompok penagih utang.
Bahkan pertumpahan darah besar - besaran hampir terjadi tatkala ratusan orang bersenjata parang, panah, pedang, golok, celurit saling berhadapan di Jalan Ampera Jaksel persis di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada awal Maret 2005 lalu. Saat itu sidang pembacaan tuntutan terhadap terdakwa pembunuhan Basri Sangaji. Beruntung 8 SSK Brimob Polda Metro Jaya bersenjata lengkap dapat mencegah terjadinya bentrokan itu.
Sebenarnya pembunuhan terhadap Basri ini bukan tanpa pangkal, konon pembunuhan ini bermula dari bentrokan antara kelompok Basri dan kelompok Jhon Key di sebuah Diskotik Stadium di kawasan Taman Sari Jakarta Barat pada 2 Maret 2004 lalu. Saat itu kelompok Basri mendapat ‘order’ untuk menjaga diskotik itu. Namun mendadak diserbu puluhan anak buah Jhon Kei Dalam aksi penyerbuan itu, dua anak buah Basri yang menjadi petugas security di diskotik tersebut tewas dan belasan terluka.
Polisi bertindak cepat, beberapa pelaku pembunuhan ditangkap dan ditahan. Kasusnya disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Namun pada 8 Juni di tahun yang sama saat sidang mendengarkan saksi - saksi yang dihadiri puluhan anggota kelompok Basri dan Jhon Kei meletus bentrokan. Seorang anggota Jhon Kei yang bernama Walterus Refra Kei alias Semmy Kei terbunuh di ruang pengadilan PN Jakbar. Korban yang terbunuh itu justru kakak kandung Jhon Key, hal ini menjadi salah satu faktor pembunuhan terhadap Basri, selain persaingan bisnis juga ditunggangi dendam pribadi.
Pada Juni 2007 aparat Polsek Tebet Jaksel juga pernah meminta keterangan Jhon Key menyusul bentrokan yang terjadi di depan kantor DPD PDI Perjuangan Jalan Tebet Raya No.46 Jaksel. Kabarnya bentrokan itu terkait penagihan utang yang dilakukan kelompok Jhon Key terhadap salah seorang kader PDI Perjuangan di kantor itu. Bukan itu saja, di tahun yang sama kelompok ini juga pernah mengamuk di depan Diskotik Hailai Jakut hingga memecahkan kaca - kaca di sana tanpa sebab yang jelas.
Sebuah sumber dari seseorang yang pernah berkecimpung di kalangan jasa penagihan utang menyebutkan, Jhon Kei dan kelompoknya meminta komisi 10 persen sampai 80 persen. Persentase dilihat dari besaran tagihan dan lama waktu penunggakan. “Tapi setiap kelompok biasanya mengambil komisi dari kedua hal itu,” ujar sumber tersebut.
Dijelaskannya, kalau kelompok John, Sangaji atau Hercules yang merupakan 3 Besar Debt Collector Ibukota biasanya baru melayani tagihan di atas Rp 500 juta. Menurutnya, jauh sebelum muncul dan merajalelanya ketiga kelompok itu, jasa penagihan utang terbesar dan paling disegani adalah kelompok pimpinan mantan gembong perampok Johny Sembiring, kelompoknya bubar saat Johny Sembiring dibunuh sekelompok orang di persimpangan Matraman Jakarta Timur tahun 1996 lalu.
"Kalau kelompok tiga besar itu biasa main besar dengan tagihan di atas Rp 500 juta’an, di bawah itu biasanya dialihkan ke kelompok yang lebih kecil. Persentase komisinya pun dilihat dari lamanya waktu nunggak, semakin lama utang tak terbayar maka semakin besar pula komisinya,” ungkap sumber itu lagi. Dibeberkannya, kalau utang yang ditagih itu masih di bawah satu tahun maka komisinya paling banter 20 persen. Tapi kalau utang yang ditagih sudah mencapai 10 tahun tak terbayar maka komisinya dapat mencapai 80 persen.
Bahkan menurut sumber tersebut, kelompok penagih bisa menempatkan beberapa anggotanya secara menyamar hingga berhari - hari bahkan berminggu - minggu atau berbulan-bulan di dekat rumah orang yang ditagih. “Pokoknya perintahnya, dapatkan orang yang ditagih itu dengan cara apa pun,” ujarnya.
Saat itulah kekerasan kerap muncul ketika orang yang dicari - carinya apalagi dalam waktu yang lama didapatkannya namun orang itu tak bersedia membayar utangnya dengan berbagai dalih. “Dengan cara apa pun orang itu dipaksa membayar, kalau perlu culik anggota keluarganya dan menyita semua hartanya,” lontarnya.
Dilanjutkannya, ketika penagihan berhasil walaupun dengan cara diecer alias dicicil, maka saat itu juga komisi diperoleh kelompok penagih. “Misalnya total tagihan Rp 1 miliar dengan perjanjian komisi 50 persen, tapi dalam pertemuan pertama si tertagih baru dapat membayar Rp 100 juta, maka kelompok penagih langsung mengambil komisinya Rp 50 juta dan sisanya baru diserahkan kepada pemberi kuasa. Begitu seterusnya sampai lunas. Akhirnya walaupun si tertagih tak dapat melunasi maka kelompok penagih sudah memperoleh komisinya dari pembayaran - pembayaran sebelumnya,”
Dalam ‘dunia persilatan’ Ibukota, khususnya dalam bisnis debt collector ini, kekerasan kerap muncul diantara sesama kelompok penagih utang. Ia mencontohkan pernah terjadi bentrokan berdarah di kawasan Jalan Kemang IV Jaksel pada pertengahan Mei 2002 silam, dimana kelompok Basri Sangaji saat itu sedang menagih seorang pengusaha di rumahnya di kawasan Kemang itu, mendadak sang pengusaha itu menghubungi Hercules yang biasa ‘dipakainya’ untuk menagih utang pula.
“Hercules sempat ditembak beberapa kali, tapi dia hanya luka - luka saja dan bibirnya terluka karena terserempet peluru. Dia sempat menjalani perawatan cukup lama di sebuah rumah sakit di kawasan Kebon Jeruk Jakbar. Beberapa anak buah Hercules juga terluka, tapi dari kelompok Basri seorang anak buahnya terbunuh dan beberapa juga terluka,” tutupnya.
Selain jasa penagihan utang, kelompok Jhon Kei juga bergerak di bidang jasa pengawalan lahan dan tempat. Kelompok Jhon Kei semakin mendapatkan banyak ‘klien’ tatkala Basri Sangaji tewas terbunuh dan anggota keloompoknya tercerai berai. Padahal Basri Sangaji bersama kelompoknya memiliki nama besar pula dimana Basri CS pernah dipercaya terpidana kasus pembobol Bank BNI, Adrian Waworunto untuk menarik aset - asetnya. Tersiar kabar, Jamal Sangaji yang masih adik sepupu Basri yang jari - jari tangannya tertebas senjata tajam dalam peristiwa pembunuhan Basri menggantikan posisi Basri sebagai pimpinan dengan dibantu adiknya Ongen Sangaji.
Kelompok Jhon Kei pernah mendapat ‘order’ untuk menjaga lahan kosong di kawasan perumahan Permata Buana, Kembangan Jakarta Barat. Namun dalam menjalankan ‘tugas’ kelompok ini pernah mendapat serbuan dari kelompok Pendekar Banten yang merupakan bagian dari Persatuan Pendekar Persilatan Seni Budaya Banten Indonesia ( PPPSBBI ).
Sekedar diketahui, markas dan wilayah kerja mereka sebetulnya di Serang dan areal Provinsi Banten. Kepergian ratusan pendekar Banten itu ke Jakarta untuk menyerbu kelompok Jhon Kei pada 29 Mei 2005 ternyata di luar pengetahuan induk organisasinya. Kelompok penyerbu itu pun belum mengenal seluk - beluk Ibukota.
Akibatnya, seorang anggota Pendekar Banten bernama Jauhari tewas terbunuh dalam bentrokan itu. Selain itu sembilan anggota Pendekar Banten terluka dan 13 mobil dirusak. 3 SSK Brimob PMJ dibantu aparat Polres Jakarta Barat berhasil mengusir kedua kelompok yang bertikai dari areal lahan seluas 5.500 meter persegi di Perum Permata Buana Blok L/4, Kembangan Utara Jakbar. Namun buntut dari kasus ini, Jhon Kei hanya dimintakan keterangannya saja.
Sebuah sumber dari kalangan ini mengatakan kelompok penjaga lahan seperti kelompok Jhon Kei biasanya menempatkan anggotanya di lahan yang dipersengketakan. Besarnya honor disesuaikan dengan luasnya lahan, siapa pemiliknya, dan siapa lawan yang akan dihadapinya
Semakin kuat lawan itu, semakin besar pula biaya pengamanannya. Kisaran nominal upahnya, bisa mencapai milyaran rupiah. Perjanjian honor atau upah dibuat antara pemilik lahan atau pihak yang mengklaim lahan itu milikya dengan pihak pengaman. Perjanjian itu bisa termasuk ongkos operasi sehari - hari bisa juga diluarnya, misalnya untuk sebuah lahan sengketa diperlukan 50 orang penjaga maka untuk logistik diperlukan Rp 100 ribu per orang per hari, maka harus disediakan Rp 5 juta / hari atau langsung Rp 150 juta untuk sebulan.
Selain pengamanan lahan sengketa, ada pula pengamanan asset yang diincar pihak lain maupun menjaga lokasi hiburan malam dari ancaman pengunjung yang membikin onar maupun ancaman pemerasan dengan dalih ‘jasa pengamanan’ oleh kelompok lain, walau begitu tapi tetap saja mekanisme kerja dan pembayarannya sama dengan pengamanan lahan sengketa.
OLO PANGGABEAN, THE REAL MEDAN GODFATHER
Olo Panggabean lahir di Tarurung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara 24 Mei 1941. Nama lengkapnya adalah Sahara Oloan Panggabean, tapi lebih suka di panggil OLO, yang dalam bahasa Tapanuli artinya YA atau OK.
Pada masa hidupnya, untuk menemui atau hanya melihat sosok “Ketua” itu bukanlah perkara gampang. Hanya orang - orang tertentu yang tahu keberadaannya di suatu tempat, itupun dengan pengawalan berlapis - lapis yang selalu mengitari kemanapun dia pergi. Sang “Ketua” itu pun selalu menghindari wartawan. Dia bahkan pernah memberikan uang kepada wartawan untuk tidak mewawancarai ataupun mengabadikan dirinya melalui foto.
Sosoknya sangat bertolak belakang dari sebutannya yang dikenal sebagai “Kepala Preman.” Perawakannya seperti orang biasa dengan penampilan yang cukup sederhana. Ia hanya mengunakan sebuah jam tangan emas tanpa satupun cincin yang menempel di jarinya. Sorot matanya terlihat berair seperti mengeluarkan air mata, tetapi memiliki lirikan yang sangat tajam. “Jangan panggil saya Pak. Panggil saja Bang, soalnya saya kan sampai sekarang masih lajang,”ujar Olo sambil tertawa. Meski begitu, pengawal rata - rata bertubuh besar berkumis tebal dengan kepalan rata - rata sebesar buah kelapa.
Olo Panggabean diperhitungkan setelah keluar dari organisasi Pemuda Pancasila, saat itu di bawah naungan Effendi Nasution alias Pendi Keling, salah seorang tokoh Eksponen ’66′. Tanggal 28 Agustus 1969, Olo Panggabean bersama sahabat dekatnya, Syamsul Samah mendirikan IPK. Masa mudanya itu, dia dikenal sebagai preman besar.
Wilayah kekuasannya di kawasan bisnis di Petisah. Dia juga sering dipergunakan oleh pihak tertentu sebagai debt collector. Sementara organisasi yang didirikan terus berkembang, sebagai bagian dari lanjutan Sentral Organisasi Buruh Pancasila ( SOB Pancasila ), di bawah naungan dari Koordinasi Ikatan – Ikatan Pancasila ( KODI ), dan pendukung Penegak Amanat Rakyat Indonesia ( Gakari ).
Melalui IPK Olo kemudian membangun “kerajaannya” yang sempat malang melintang di berbagai aspek kehidupan di Sumut dan menghantarkannya dengan julukan “Ketua.” Selain kerap disebut “Kepala Preman”, yang dikaitkan dari nomor seri plat kendaraannya yang seluruhnya berujung “KP”, Olo juga dikenal orang sebagai “Raja Judi” yang mengelola perjudian di Sumut. Namun segala hal tersebut, belum pernah tersentuh atau dibuktikan oleh pihak yang berwajib. Terasa, tapi tidak teraba.
Olo Panggabean pernah dituding sebagai pengelola sebuah perjudian besar di Medan. Semasa Brigjen Pol Sutiono menjabat sebagai Kapolda Sumut ( 1999 ), IPK pernah diminta untuk menghentikan praktik kegiatan judi. Tudingan itu membuat Moses Tambunan marah besar. Sebagai anak buah Olo Panggabean, Moses menantang Sutiono untuk dapat membuktikan ucapannya tersebut.
Persoalan ini diduga sebagai penyulut insiden di kawasan Petisah. Anggota brigade mobile ( Brimob ) terluka akibat penganiayaan sekelompok orang. Merasa tidak senang, korban yang terluka itu melaporkan kepada rekan rekannya. Insiden ini menjadi penyebab persoalan, sekelompok oknum itu memberondong tempat kediamana Olo “Gedung Putih” dengan senjata api.
Pada pertengahan 2000, ia menerima perintah panggilan dari Sutanto ( saat itu menjabat sebagai Kapolda Sumut ) terkait masalah perjudian namun panggilan tersebut ditolaknya dengan hanya mengirimkan seorang wakil sebagai penyampai pesan.
Sejak jabatan Kapolri disandang Sutanto pada tahun 2005, kegiatan perjudian yang dikaitkan dengan Olo telah sedikit banyak mengalami penurunan. Semasa Sutanto menjadi Kapolri, bisnis judi Olo diberantas habis sampai keakar akarnya. Sutanto berhasil memberantas judi di Sumatera Utara kurang dari tiga tahun, suatu hal yang tidak dapat dilakukan oleh Kapolri sebelumnya. Sejak itu, Olo dikabarkan memfokuskan diri pada bisnis legal, seperti POM Bensin , Perusahaan Otobus ( PO ) dan sebagainya.
Pada akhir 2008, Olo Panggabean yang kembali harus berurusan pihak polisi. Namun kali ini, kasusnya berbeda yakni untuk melaporkan kasus penipuan terhadap dirinya oleh sejumlah rekannya dalam kasus jual beli tanah sebesar Rp 20 miliar di kawasan Titi Kuning, Medan Johor.
Namun terlepas dari apa kata orang terhadap Olo Panggabean, sejumlah langkah positif dalam perjalanan hidupnya pantas dicatat dengan tinta emas. Terutama sikap kedermawanannya dan kepeduliannya kepada rakyat tidak berkemampuan.
Kisah sedih bayi kembar siam Angi - Anjeli anak dari pasangan Subari dan Neng Harmaini yang kesulitan membiayai dana operasi pemisahan di Singapura, tahun 2004 adalah satu contoh kedermawanan Olo paling mendebarkan.
Ibu sang bayi, Neng Harmaini, melahirkan mereka di RS Vita Insani, Pematang Siantar, Rabu, 11 Pebruari 2004 pukul 08.00 WIB, melalui operasi caesar. Bayi kembar siam ini harus diselamatkan dengan operasi cesar, tapi orangtuanya tidak mampu. Ditengah pejabat Pemprovsu dan Pemko Siantar masih saling lempar wacana untuk membantu biaya operasi, malah Olo Panggabean bertindak cepat menanggung semua biaya yang diperlukan.
Bahkan saat bayi bernasib sial itu tiba di Bandara Polonia Medan dengan pesawat Garuda Indonesia No. GIA 839 pada Senin 18 Juli 2004 sekitar pukul 11.30, Olo Panggabean menyempatkan diri menyambut dan menggendongnya.
Saat itu Angi dan Anjeli terseyum manis, mereka mudah akrab dengan orang yang berjasa untuk mengoperasi mereka. Banyak orang tereyuh dan orang tua Angi dan Anjeli, nyaris rubuh pingsan karena terharu. Maklum, setelah membiayai semua perobatan di rumah sakit, Olo masih bersedia menyambutnya di Bandara.
Kisah kedermawanan Ketua sudah banyak dirasakan masyarakat kurang mampu di Sumatera Utara.Tidak sekedar membiayai perobatan orang sakit, tapi juga dalam bentuk lain berupa biaya pendidikan, modal kerja untuk menghidupi keluarga.
Olo telah meninggal dunia Kamis, 30 April 2009 jam 14.00 di rumah sakit Glenegles Medan Sumatera Utara. Olo meninggal pada usia 67 Tahun. Jenazah disemayamkan dirumah duka jalan Sekip.
HERCULES, SANG PENGUASA TANAH ABANG
Ia merupakan seorang pejuang yang pro terhadap NKRI ketika terjadi ketegangan Timor - timur sebelum akhirnya merdeka pada tahun 1999. Maka tak salah jika sosoknya yang begitu berkarisma ia dipercaya memegang logistik oleh KOPASSUS ketika menggelar operasi di Tim - tim.
Namun nasib lain hinggap pada dirinya, musibah yang dialaminya di Tim - tim kala itu memaksa dirinya menjalani perawatan intensif di RSPAD Jakarta. Dan dari situlah perjalanan hidupnya menjadi Hercules yang di kenal sampai sekarang, ia jalani.
Hidup di Jakarta tepatnya di daerah Tanah Abang yang terkenal dengan daerah ‘Lembah Hitam’, seperti diungkapkan Hercules daerah itu disebutnya sebagai daerah yang tak bertuan, bahkan setiap malamnya kerap terjadi pembacokan dan perkelahian antar preman.
Hampir setiap malam pertarungan demi pertarungan harus dia hadapi. “Waktu itu saya masih tidur di kolong - kolong jembatan. Tidur nggak bisa tenang. Pedang selalu menempel di badan. Mandi juga selalu bawa pedang. Sebab setiap saat musuh bisa menyerang,” ungkapnya.
Rasanya tidak percaya Hercules preman yang paling ditakuti, setidaknya di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta. Tubuhnya tidak begitu tinggi. Badannya kurus. Hanya tangan kirinya yang berfungsi dengan baik. Sedangkan tangan kananya sebatas siku menggunakan tangan palsu. Sementara bola mata kanannya sudah digantikan dengan bola mata buatan.
Tapi setiap kali nama Hercules disebut, yang terbayang adalah kengerian. Banyak sudah cerita tentang sepak terjang Hercules dan kelompoknya. Sebut saja kasus penyerbuan Harian Indopos gara - gara Hercules merasa pemberitaan di suratkabar itu merugikan dia. Juga tentang pendudukan tanah di beberapa kawasan Jakarta yang menyebabkan terjadi bentrokan antar - preman.
Tak heran jika bagi warga Jakarta dan sekitarnya, nama Hercules identik dengan Tanah Abang. Meski tubuhnya kecil, nyali pemuda kelahiran Timtim ( kini Timor Leste ) ini diakui sangat besar. Dalam tawuran antar - kelompok Hercules sering memimpin langsung. Pernah suatu kali dia dijebak dan dibacok 16 bacokan hingga harus masuk ICU, tapi ternyata tak kunjung tewas. Bahkan suatu ketika, dalam suatu perkelahian, sebuah peluru menembus matanya hingga ke bagian belakang kepala tapi tak juga membuat nyawa pemuda berambut keriting ini tamat. Ada isu dia memang punya ilmu kebal yang diperolehnya dari seorang pendekar di Badui Dalam.
Ternyata, di balik sosok yang menyeramkan ini, ada sisi lain yang belum banyak diketahui orang. Dalam banyak peristiwa kebakaran, ternyata Hercules menyumbang berton - ton beras kepada para korban. Termasuk buku - buku tulis dan buku pelajaran bagi anak - anak korban kebakaran. Begitu juga ketika terjadi bencana tsunami di beberapa wilayah, Hercules memberi sumbangan beras dan pakaian.
Bahkan juga bantuan bahan bangunan dan semen untuk pembangunan masjid - masjid. Sisi lain yang menarik dari Hercules adalah kepeduliannya pada pendidikan. “Saya memang tidak tamat SMA. Tapi saya menyadari pendidikan itu penting,” ujar ayah tiga anak ini.
Maka jangan kaget jika Hercules menyekolahkan ketiga anaknya di sebuah sekolah internasional yang relatif uang sekolahnya mahal. Bukan Cuma itu, ketika Lembaga Pendidikan Kesekretarisan Saint Mary menghadapi masalah, Hercules ikut andil menyelesaikannya, termasuk menyuntikan modal agar lembaga pendidikan itu bisa terus berjalan dan berkembang.


Baca Juga Artikel Terkait:

Semoga bermanfaat, Silahkan ko bagikan ke kawan yang lain :  58  9  0 Google +0  1926
0 Comments
0 Comments

Warna Latar

Silahkan Pilih Warna Latar Blog ini Sesuai Dengan kenyamanan Yang Anda Suka

Popular Posts

Rabu, 21 November 2012

 

Matondang Sekitarnya

  1. Salomo Matondang

    Student at Harvard Business School, Passed CFA Level 3 Exam, Officially Certified as Financial Risk Manager (FRM)
    Grande Boston e Região, Estados Unidos | Serviços financeiros
    Saat ini:
    Staff to the Deputy Governor at Central Bank of Indonesia
    Dulu:
    Summer Intern at Infosys Technologies Ltd, Officer at Central Bank of Indonesia, Semi-Senior Auditor at Deloitte Indonesia
    Pendidikan:
    Harvard Business School, Universitas Indonesia (UI), Universitas Indonesia (UI), SMU Kolese Kanisius, SLTP Regina Pacis Jakarta
    Salomo Matondang
  2. Lusi Arta matondang

    HR consultant at PT. Rajawali Anugrah Resources
    Jacarta e região, Indonésia | Terceirização e offshoring
    Saat ini:
    HR consultant at PT. Rajawali Anugrah Resources
    Pendidikan:
    Wall Street institute, universitas atmajaya jakarta
    Lusi Arta matondang
  3. Muhammad Matondang

    Market Research Manager, Southeast Asia at SC Johnson
    Jacarta e região, Indonésia | Bens de consumo
    Saat ini:
    Market Research Manager, Southeast Asia at SC Johnson
    Dulu:
    Market Research Manager at HSBC, Research Manager at TNS NFO
    Pendidikan:
    Griffith University
  4. Nobel Matondang

    Senior Manager at Bank Mandiri
    Jacarta e região, Indonésia | Bancos
    Saat ini:
    Senior Manager at Bank Mandiri
    Dulu:
    Senior Manager at Bank Mandiri, Manager at Bank Mandiri, Assistant Manager at Bank Mandiri, Management Trainee at Bank Mandiri
    Pendidikan:
    PPM Graduate School of Management, Institut Teknologi Bandung
    Ringkasan:
    Experienced in manage trade transaction and credit risk management
    Nobel Matondang
  5. Rahmad Matondang

    Sales & Marketing Manager at PT Coates Hire Indonesia
    Província de Kalimantan Oriental, Indonésia | Suprimentos e equipamentos comerciais
    Saat ini:
    Sales & Marketing Manager - Indonesia at PT Coates Hire Indonesia
    Dulu:
    VP, Direct Sales & Channeling at PT Pristine Aftermarket Indonesia, Regional Business Manager at PT Intraco Penta, Tbk - Sumatera Region, Reg...
    Pendidikan:
    FPTK IKIP Padang
    Rahmad Matondang
  6. Rizal H. Matondang

    Skha Consulting
    Indonésia | Consultoria de gerenciamento
    Saat ini:
    Consultant at Skha Consulting, Project Manager at Skha Consulting
    Dulu:
    Project Management at Asian Development Bank
    Pendidikan:
    University of Michigan Business School, University of Michigan
  7. Paula Matondang

    Public Relation at PT Grand Indonesia
    Jacarta e região, Indonésia | Varejo
    Saat ini:
    Public Relation - Digital Marketing & Communication at PT Grand Indonesia
    Dulu:
    Marketing & Communication - Event & Promotion Officer at PT Grand Indonesia, Senior Tenant Relations Officer at PT Grand Indonesia, Custo...
    Pendidikan:
    STIE Perbanas Kuningan, Interstudi School Of Public Relations
    Paula Matondang
  8. Zulkarnein Matondang

    Chief Executive Officer
    Jacarta e região, Indonésia | Comércio e desenvolvimento international
    Saat ini:
    CEO at PT. ARIES INTERNATIONAL INDONESIA
    Dulu:
    Managing Director at PT. PAGELARAN PANCAKARYA, Managing Director at PT. DOM NLB INDONESIA, Managing Director at PT. GUNTUNG RIZKI PRATAMA, Mainte...
    Pendidikan:
    Georgia Southern University - College of Business Administration, Universitas Sumatera Utara
    Ringkasan:
    Project Management to manage Project financing and Technical. MBA in finance with Industrial Engineering Background
    Zulkarnein Matondang
  9. Unedo Matondang

    Product Manager at PT Multi Sistim Komunikasi
    Jacarta e região, Indonésia | Telecomunicações
    Saat ini:
    Product Manager at PT Multi Sistim Komunikasi
    Pendidikan:
    Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB)
  10. Christina Matondang

    Operations Manager
    Jacarta e região, Indonésia | Gabinete presidencial
    Saat ini:
    Operations Manager at Regus
    Dulu:
    Tenant Relation Manager at Aston Rasuna Residence, Jakarta, Assistant Manager at Hyatt Aryaduta Hotel, Jakarta, Assistant Owner at Broadway Plaza...
    Pendidikan:
    Pusat Studi Properti Indonesia, Jakarta, Nassau Community College, Long Island, USA, C&S Continuing Education Service, Los Angeles, USA, EF I...
    Christina Matondang
  11. Reinhardt Albert Matondang

    Student at Institut Teknologi Bandung
    Província de Banten, Indonésia | Aviação e aeroespacial
    Dulu:
    Flight Operation Intern at Garuda Indonesia, Head of Media Partnership at AeroExpo ITB 2010
    Pendidikan:
    Institut Teknologi Bandung (ITB), BPK PENABUR Gading Serpong, Mardi Yuana Cilegon
    Reinhardt Albert Matondang
  12. Vicky Roy Matondang

    Section Head Business Development Dept. at PT. United Tractors Tbk.
    Jacarta e região, Indonésia | Maquinário
    Saat ini:
    Section Head Business Development Dept. at PT. United Tractors Tbk.
    Dulu:
    Section Head People Management & Dev.Dept. at PT. United Tractors Tbk., Technical Officer Product Support Dept. at PT. United Tractors Tbk., ...
    Pendidikan:
    Universitas Indonesia (UI), Politeknik Negeri Medan
    Vicky Roy Matondang
  13. michael matondang

    Corporate Banking Relationship Manager at PT Bank Internasional Indonesia Tbk
    Indonésia | Bancos
    Saat ini:
    Corporate Banking Relationship Manager at PT Bank Internasional Indonesia Tbk
    Dulu:
    Corporate Banking Officer at PT Bank Internasional Indonesia Tbk
    Pendidikan:
    Institut Teknologi Bandung (ITB)
    michael matondang
  14. Frans Matondang

    QA/QC at PT. SUCOFINDO
    Bandung e região, Java Ocidental, Indonésia | Petróleo e energia
    Saat ini:
    QA/QC at PT. SUCOFINDO
    Frans Matondang
  15. gayatri matondang

    Lawyer Assistant - Junimart Girsang & Rekan
    Indonésia | Prática jurídica
    Dulu:
    lawyer assistant at junimart girsang & partners law firm
    Pendidikan:
    atma jaya jakarta
    gayatri matondang
  16. A Paul C Matondang

    ICT Professional
    Jacarta e região, Indonésia | Alimentos e bebidas
    Saat ini:
    ICT Manager at Concumer Goods
    Dulu:
    ICT Manager at Perfetti Van Melle Indonesia, Ass Mgr of Network and Sys Infrastructure at PT Perfetti Van Melle Indonesia, SAP BASIS at PT Van Me...
    Pendidikan:
    Universitas Gunadarma, UPN "Veteran" Jakarta
    Ringkasan:
    • Started to work in 1994 in Indonesia and worked in several Information Technology positions and international training in Singapore, Thailand a...
    A Paul C Matondang
  17. Tedy Matondang

    Writer and Creative
    Província de Java Ocidental, Indonésia | Produção de mídia
    Saat ini:
    Concept Project at Harigini.com
    Dulu:
    Contributor at Kabare Magazine, Managing Editor-Online Media at Falcon Interactive Media, Contributor at Music Live, Ghost Writer for MarcomX Pro...
    Pendidikan:
    Sahid University, Padjadjaran University
    Tedy Matondang
  18. Deborah Matondang

    Quantum Challenge Coordinator at PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
    Indonésia | Materiais de construção
    Saat ini:
    Quantum Challenge Coordinator at PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
    Pendidikan:
    Universitas Indonesia (UI)
    Deborah Matondang
  19. Iqbal Matondang

    Instrument Engineer
    Bandung e região, Java Ocidental, Indonésia | Petróleo e energia
    Saat ini:
    Instrument Engineer at PT Singgar Mulia
    Dulu:
    Instrument Engineer at Hess IPL (Third Party), Instrument Engineer at Hess IPL (Third Party), Instrument Engineer at HESS IPL (Third Party), Inst...
    Pendidikan:
    Institut Teknologi Bandung (ITB)
    Ringkasan:
    M Iqbal Matondang had extensive prior experiences in the design, construction, commissioning and start-up of instrumentation on oil & gas maj...
    Iqbal Matondang
  20. reno matondang

    site manager at rhema konstruksi utama
    Indonésia | Arquitetura e planejamento
    Saat ini:
    site manager at rhema konstruksi utama
    Dulu:
    Project Inspector at F+ Form Architec's
    Pendidikan:
    Sains and Techonology Indonesia Insitute, sekolah tinggi sains dan technology Indonesia - Bandung
    reno matondang
  21. Lucia Marchy Matondang

    HRD Administartion at PT. Ciputra Property, Tbk.
    Província de Java Ocidental, Indonésia | Imóveis
    Saat ini:
    HRD Administration at PT. Ciputra Property, Tbk.
    Dulu:
    Project Administration at PT. Ciputra Adigraha, Claim Administration at PT. Asuransi Winterthur Life Indonesia
    Pendidikan:
    Universitas Indonesia
    Lucia Marchy Matondang
  22. Julia Matondang

    Volunteer at British Heart Foundation
    Birmingham, Reino Unido | Ensino superior
    Saat ini:
    Volunteer at British Heart Foundation, University Hospitality at The University of Birmingham, Staff Education and Career at PPI UK
    Dulu:
    Teacher at Sekolah Alif
    Pendidikan:
    The University of Birmingham, IAIN Imam Bonjol Padang-Indonesia
    Julia Matondang
  23. Zulvi Hadi matondang

    SNFW at Sixnine footwear
    Medan e região, Sumatra do Norte, Indonésia
    Saat ini:
    SNFW at Sixnine footwear
    Pendidikan:
    Institut Teknologi Harapan Bangsa Bandung
    Zulvi Hadi matondang
  24. Maiditia Matondang

    Business Partnership at PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
    Província de Samatra do Norte, Indonésia | Transporte marítimo
    Saat ini:
    Business Partnership at PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
    Pendidikan:
    Diponegoro University
    Maiditia Matondang
  25. Bennedick Matondang

    Quality Control Manager di PT. Oriental Electronics Indonesia, Penulis aktif di renungan harian Jakarta
    Jacarta e região, Indonésia | Manufatura de eletroeletrônicos
    Saat ini:
    Quality Control Manager, Management Representative (MR) at PT. Oriental Electronics Indonesia
    Dulu:
    Production Supervisor at PT. Oriental Electronics Indonesia, Staff Engineer with specialization of Quality and Skill Enhancement at Yamaha Music ...
    Pendidikan:
    Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta
    Bennedick Matondang
Lebih dari 150 Juta profesional ada di LinkedIn. Bergabunglah untuk menghubungi dan melihat profil lengkap mereka sekarang.
Apakah nama belakang Anda Matondang? Buat Profil.

Menjadi Anggota LinkedIn

Daftar
  1. 6 karakter atau lebih
*
Sudah di LinkedIn? Masuk